Ticker

6/recent/ticker-posts

Breaking News

Website Flash Sekai Masih Dalam Proses Penataan, Mohon Maaf Bila Terdapat BUG 404

Non-Non Biyori "Nonstop" Episode 3

 



Episode 3

“Aku telah kembali, ayo bermain..”

Siang yang terik, Hika-nee datang ke rumah Natsumi. Dia baru saja pulang dari Tokyo, dan ingin mengajak Natsumi bermain bersama. Natsumi pun mengiyakan ajakan Hika-nee, mereka berdua bermain lempar bola. Natsumi kemudian menunjukkan jurus pukulan barunya yang bernama tembakan pembinasa, Natsumi pun melempar bola nya ke arah Hika-nee dengan sekuat tenaga dengan arah lemparan cukup tinggi. Sehingga hal tersebut membuat Hika-nee tidak bisa menangkap bolanya dan malah bola tersebut jatuh mengenai pot bunga milik Ibu nya Natsumi.

Melihat pot bunga yang jatuh dan pecah, Hika-nee langsung berasumsi bahwa lemparan yang dilakukan oleh Natsumi bukanlah lemparan pembinasa. Hika-nee pun merasa kesal karena kepulangannya dari Tokyo seperti rusak begitu saja. Hika-nee memikirkan bagaimana caranya supaya tidak kena amarah Ibu nya Natsumi. Natsumi pun berasumsi bahwa mereka pernah mengatasi situasi seperti itu, walaupun tidak pernah teratasi. Melanjutkan omongannya, Natsumi pun merasa harus belajar dari masa lalu dan segera meminta maaf.

Hika-nee kaget mendengar pernyataan Natsumi, karena tidak seperti Natsumi biasanya. Natsumi pun berbangga hati dengan membandingkan dirinya sendiri yang saat ini dan dirinya dimasa lalu. Merasa idenya belum cukup sempurna, Natsumi menambahkan ide lainnya yaitu menghilangkan barang bukti dan yang ketiga adalah membuat potnya dari awal. Hika-nee yang awalnya percaya Natsumi sudah berubah, mendengar hal tersebut dia merasa tidak ada perubahan apapun pada Natsumi. Hika-nee lalu memilih pilihan pertama yaitu meminta maaf, dan Natsumi menyarankan untuk menjalankan pilihan ketiga sebagai tindakan antisipasi.

Komari pun datang dan menyapa Hika-nee, Hika-nee dan Natsumi secara spontan berpose seperti  duo Pahlawan super. Hika-nee dan Natsumi yang berusaha menutupi pot bunga yang pecah dari Komari, bertingkah seolah-olah mereka sedang melakukan hal penting demi masa depan. Komari yang bingung dengan tingkah laku mereka pun akhirnya membiarkannya karena mengira mereka sedang bermain lalu masuk ke dalam rumah.

Setelah Komari pergi, Natsumi pun beranggapan akan berbahaya jika meninggalkan pot nya. Dia menambahkan bahwa jika ada yang melihat potnya pecah maka hal tersebut akan menyusahkan posisi mereka berdua. Natsumi pun menambahkan sebuah ide, bahwa salah satu dari Natsumi dan Hika-nee harus menjaga potnya supaya tidak dilihat oleh orang lain.

Natsumi pun mulai menceritakan mengenai poin ketulusan, dan jika hanya salah satu yang meminta maaf maka poin nya akan berkurang. Hika-nee tidak mau itu terjadi, dia pun menyarankan untuk memanggil Ibu nya Natsumi dengan berteriak. Tidak setuju dengan hal tersebut, Natsumi menjelaskan bahwa jika memanggil dengan berteriak maka urusannya akan menjadi lebih panjang karena para tetangga akan mengetaui perbuatan mereka juga.

Natsumi dan Hika-nee pun mencari Ibunya Natsumi dengan maksud meminta maaf, tapi mereka berdua tidak menemukannya dimanapun. Setelah mendengar keterangan dari Komari bahwa Ibunya sedang ke warung. Mereka berdua memutuskan untuk menghilangkan barang bukti dengan menyembunyikan tanaman dan pecahan potnya.

Dijalan, Ibu nya Natsumi pulang dari warung jajan dan memuji penjualnya karena bisa merayu nya untuk membeli lebih banyak.

Dirumah Natsumi. Bersama Hika-nee, Natsumi mulai mengumpulkan pecahan pot dan merencanakan hal lainnya seperti menyembunyikan tanaman nya. Dan dibelakang mereka, Ibu Natsumi berdiri dan menyaksikan langsung apa yang mereka perbuat. Mereka berdua pun kena marah Ibu Natsumi. Mereka berdua saling menyalahkan satu sama lain.

Malamnya, saat Hika-nee sedang belajar. Dia memutuskan untuk tidur lebih cepat. Begitupun di rumah Natsumi. Natsumi kembali ke kamarnya lebih cepat dari biasanya. Di tempat tidur yang berbeda, Hika-nee dan Natsumi kembali memikirkan kejadian yang terjadi tadi siang dan menyimpulkan bahwa memang dari dulu mereka berdua selalu bertengkar.

Babak masa lalu, siang hari yang sangat terik. Hika-nee berjalan sendiri lalu tiba-tiba Natsumi dengan keranjang dikepalanya muncul dari balik semak-semak. Hika-nee yang kaget langsung memanggil Natsumi dengan Komuso. Natsumi pun membenarkan omongan Hika-nee bahwa dirinya adalah Komuso man. Dia mengajak Hika-nee untuk bermain pahlawan dan pejahat, dengan undian menggunakan suit jari. Suit yang kalah akan menjadi komuso man dan berperan sebagai penjahat, awalnya Hika-nee menolak ajakan Natsumi. Namun karena terpaksa, natsumi sudah mengawali suit jari. Dia pun ikut bermain, karena Hika-nee yang menjadi komuso man. Natsumi memberikan keranjang dan jubahnya untuk dipakai Hika-nee.

Awalnya Hika-nee bingung harus melakukan apa dalam permainan tersebut, setelah Natsumi mengatakan bahwa komuso man adalah penjahat. Dia pun mengerti apa yang harus dilakukan, dan berakting seperti penjahat-penjahat dalam film. Natsumi mulai mengarahkan serangan kepada Hika-nee namun tidak ada satupun yang mengenainya, Hika-nee mulai menantang Natsumi dengan lagak penjahatnya. Natsumi pun mengeluarkan jurus pamungkasnya berupa tendangan kaki kering, dan benar saja. Hika-nee langsung tertunduk dan merasakan sakit pada kakinya.

Natsumi pun menggoda Hika-nee untuk segera mengejarnya, dia pun lari meninggalkan Hika-nee. Hika-nee yang marah dan ingin membalaskan pukulan Natsumi pun mulai mengejarnya, namun dia kehilangan jejak Natsumi. Hika-nee pun mencari Natsumi ke berbagai tempat di sekitarnya namun tidak menemukannya hingga akhirnya dia pun lelah.

Hika-nee menyusuri jalanan seorang diri, kemudian dia melihat Natsumi bersama Konomi sedang memakan es krim. Natsumi pun menawari Hika-nee es krim yang dia pegang. Awalnya Hika-nee seperti ingin menolak tapi tidak jadi dan menerima tawaran Natsumi. Ketika Natsumi hendak memberikan es krim nya, mungkin karena panas yang terik sehingga es krim tersebut jatuh sebagian besar ke jalanan ketika Hika-nee hendak mendapatkan es krimnya dari tangan Natsumi.

Keesokan harinya di sekolah, Natsumi ingin mengajak Hika-nee untuk pergi ke markas rahasia yang pernah ditunjukkan oleh Hika-nee. Namun Hika-nee menolak dan beralasan dirinya akan pergi ke kota untuk berbelanja. Hal ini sebenarnya karena Hika-nee marah atas perbuatan Natsumi kemarin namun dia tidak bisa membalaskannya. Natsumi pun memutuskan untuk pergi sendirian ke markas rahasia tersebut.

Dalam perjalanan menuju markas yang sepertinya agak jauh dari rumahnya, Natsumi akhirnya berhasil menemukan markas rahasia yang ingin dia tuju. Namun ketika dia melangkahkan kaki menuju markas yang berada di bawah bukit, Natsumi terpeleset dan terguling menuju kebawah.

Disisi lain, sore hari. Hika-nee baru saja pulang dari kota, ketika dia dalam perjalanan pulang dia melihat Ibunya Natsumi tengah cemas mencari seseorang. Ketika mereka berpapasan, benar saja. Ibunya Natsumi tengah mencari Natsumi yang belum pulang sekolah juga. Dia berpesan jika bertemu Natsumi untuk segera menyuruhnya pulang. Mendengar penjelasan tersebut, Hika-nee langsung ingat percakapannya tadi siang ketika Natsumi mengajaknya untuk ke markas rahasia.

Saat Hika-nee sampai di markas rahasia, dia langsung memanggil Natsumi tapi tidak ada seorang pun di dalam markas tersebut. Hika-nee pun mencari Natsumi di sekitar markas dan menemukannya tengah menangis dibawah pohon dengan kaki yang terluka serta dia lupa jalan pulang. Hika-nee pun langsung mengulurkan tangannya dan menggendong Natsumi pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, Hika-nee merasa bersalah karena membiarkan Natsumi pergi sendirian.

Balik ke masa saat ini, dimana Natsumi dan Hika-nee di tempat tidur yang berbeda menatap ke atas. Keesokan harinya, Natsumi menceritakan kisahnya mengenai Komuso man kepada Renge. Hika-nee yang tengah duduk di teras, seseorang melempari keranjang baju ke kepala Hika-nee. Setelah melihat kebelakang. Ternyata Natsumi dan Renge berdiri di belakangnya. Renge pun mengajak Hika-nee ke markas rahasia, namun Hika-nee menolaknya. Kemudian ketika Natsumi mengajak nya juga ke markas rahasia. Hika-nee berfikir cukup lama dan akhirnya mengiyakan ajakannya. Renge pun bingung dengan tingkah Hika-nee yang penurut seperti itu. Di markas rahasia, mereka bertiga bermain. Dan Renge menendang tulang kering Hika-nee pada saat yang tepat. Hika-nee pun memarahi Natsumi dan mereka melanjutkan permainannya.

Posting Komentar

0 Komentar