Episode
3
“Aku telah kembali, ayo
bermain..”
Siang yang terik, Hika-nee
datang ke rumah Natsumi. Dia baru saja pulang dari Tokyo, dan ingin mengajak
Natsumi bermain bersama. Natsumi pun mengiyakan ajakan Hika-nee, mereka berdua
bermain lempar bola. Natsumi kemudian menunjukkan jurus pukulan barunya yang
bernama tembakan pembinasa, Natsumi pun melempar bola nya ke arah Hika-nee
dengan sekuat tenaga dengan arah lemparan cukup tinggi. Sehingga hal tersebut
membuat Hika-nee tidak bisa menangkap bolanya dan malah bola tersebut jatuh
mengenai pot bunga milik Ibu nya Natsumi.
Melihat pot bunga yang jatuh
dan pecah, Hika-nee langsung berasumsi bahwa lemparan yang dilakukan oleh
Natsumi bukanlah lemparan pembinasa. Hika-nee pun merasa kesal karena
kepulangannya dari Tokyo seperti rusak begitu saja. Hika-nee memikirkan
bagaimana caranya supaya tidak kena amarah Ibu nya Natsumi. Natsumi pun
berasumsi bahwa mereka pernah mengatasi situasi seperti itu, walaupun tidak
pernah teratasi. Melanjutkan omongannya, Natsumi pun merasa harus belajar dari
masa lalu dan segera meminta maaf.
Hika-nee kaget mendengar
pernyataan Natsumi, karena tidak seperti Natsumi biasanya. Natsumi pun
berbangga hati dengan membandingkan dirinya sendiri yang saat ini dan dirinya
dimasa lalu. Merasa idenya belum cukup sempurna, Natsumi menambahkan ide
lainnya yaitu menghilangkan barang bukti dan yang ketiga adalah membuat potnya
dari awal. Hika-nee yang awalnya percaya Natsumi sudah berubah, mendengar hal
tersebut dia merasa tidak ada perubahan apapun pada Natsumi. Hika-nee lalu
memilih pilihan pertama yaitu meminta maaf, dan Natsumi menyarankan untuk
menjalankan pilihan ketiga sebagai tindakan antisipasi.
Komari pun datang dan
menyapa Hika-nee, Hika-nee dan Natsumi secara spontan berpose seperti duo Pahlawan super. Hika-nee dan Natsumi yang
berusaha menutupi pot bunga yang pecah dari Komari, bertingkah seolah-olah
mereka sedang melakukan hal penting demi masa depan. Komari yang bingung dengan
tingkah laku mereka pun akhirnya membiarkannya karena mengira mereka sedang bermain
lalu masuk ke dalam rumah.
Setelah Komari pergi,
Natsumi pun beranggapan akan berbahaya jika meninggalkan pot nya. Dia
menambahkan bahwa jika ada yang melihat potnya pecah maka hal tersebut akan
menyusahkan posisi mereka berdua. Natsumi pun menambahkan sebuah ide, bahwa
salah satu dari Natsumi dan Hika-nee harus menjaga potnya supaya tidak dilihat
oleh orang lain.
Natsumi pun mulai
menceritakan mengenai poin ketulusan, dan jika hanya salah satu yang meminta
maaf maka poin nya akan berkurang. Hika-nee tidak mau itu terjadi, dia pun
menyarankan untuk memanggil Ibu nya Natsumi dengan berteriak. Tidak setuju
dengan hal tersebut, Natsumi menjelaskan bahwa jika memanggil dengan berteriak
maka urusannya akan menjadi lebih panjang karena para tetangga akan mengetaui
perbuatan mereka juga.
Natsumi dan Hika-nee pun
mencari Ibunya Natsumi dengan maksud meminta maaf, tapi mereka berdua tidak
menemukannya dimanapun. Setelah mendengar keterangan dari Komari bahwa Ibunya
sedang ke warung. Mereka berdua memutuskan untuk menghilangkan barang bukti
dengan menyembunyikan tanaman dan pecahan potnya.
Dijalan, Ibu nya Natsumi
pulang dari warung jajan dan memuji penjualnya karena bisa merayu nya untuk
membeli lebih banyak.
Dirumah Natsumi. Bersama
Hika-nee, Natsumi mulai mengumpulkan pecahan pot dan merencanakan hal lainnya
seperti menyembunyikan tanaman nya. Dan dibelakang mereka, Ibu Natsumi berdiri
dan menyaksikan langsung apa yang mereka perbuat. Mereka berdua pun kena marah
Ibu Natsumi. Mereka berdua saling menyalahkan satu sama lain.
Malamnya, saat Hika-nee
sedang belajar. Dia memutuskan untuk tidur lebih cepat. Begitupun di rumah
Natsumi. Natsumi kembali ke kamarnya lebih cepat dari biasanya. Di tempat tidur
yang berbeda, Hika-nee dan Natsumi kembali memikirkan kejadian yang terjadi
tadi siang dan menyimpulkan bahwa memang dari dulu mereka berdua selalu
bertengkar.
Babak masa lalu, siang hari
yang sangat terik. Hika-nee berjalan sendiri lalu tiba-tiba Natsumi dengan
keranjang dikepalanya muncul dari balik semak-semak. Hika-nee yang kaget
langsung memanggil Natsumi dengan Komuso. Natsumi pun membenarkan omongan
Hika-nee bahwa dirinya adalah Komuso man. Dia mengajak Hika-nee untuk bermain
pahlawan dan pejahat, dengan undian menggunakan suit jari. Suit yang kalah akan
menjadi komuso man dan berperan sebagai penjahat, awalnya Hika-nee menolak
ajakan Natsumi. Namun karena terpaksa, natsumi sudah mengawali suit jari. Dia pun
ikut bermain, karena Hika-nee yang menjadi komuso man. Natsumi memberikan
keranjang dan jubahnya untuk dipakai Hika-nee.
Awalnya Hika-nee bingung
harus melakukan apa dalam permainan tersebut, setelah Natsumi mengatakan bahwa
komuso man adalah penjahat. Dia pun mengerti apa yang harus dilakukan, dan
berakting seperti penjahat-penjahat dalam film. Natsumi mulai mengarahkan
serangan kepada Hika-nee namun tidak ada satupun yang mengenainya, Hika-nee
mulai menantang Natsumi dengan lagak penjahatnya. Natsumi pun mengeluarkan
jurus pamungkasnya berupa tendangan kaki kering, dan benar saja. Hika-nee
langsung tertunduk dan merasakan sakit pada kakinya.
Natsumi pun menggoda
Hika-nee untuk segera mengejarnya, dia pun lari meninggalkan Hika-nee. Hika-nee
yang marah dan ingin membalaskan pukulan Natsumi pun mulai mengejarnya, namun
dia kehilangan jejak Natsumi. Hika-nee pun mencari Natsumi ke berbagai tempat
di sekitarnya namun tidak menemukannya hingga akhirnya dia pun lelah.
Hika-nee menyusuri jalanan
seorang diri, kemudian dia melihat Natsumi bersama Konomi sedang memakan es
krim. Natsumi pun menawari Hika-nee es krim yang dia pegang. Awalnya Hika-nee
seperti ingin menolak tapi tidak jadi dan menerima tawaran Natsumi. Ketika Natsumi
hendak memberikan es krim nya, mungkin karena panas yang terik sehingga es krim
tersebut jatuh sebagian besar ke jalanan ketika Hika-nee hendak mendapatkan es
krimnya dari tangan Natsumi.
Keesokan harinya di sekolah,
Natsumi ingin mengajak Hika-nee untuk pergi ke markas rahasia yang pernah
ditunjukkan oleh Hika-nee. Namun Hika-nee menolak dan beralasan dirinya akan
pergi ke kota untuk berbelanja. Hal ini sebenarnya karena Hika-nee marah atas
perbuatan Natsumi kemarin namun dia tidak bisa membalaskannya. Natsumi pun
memutuskan untuk pergi sendirian ke markas rahasia tersebut.
Dalam perjalanan menuju
markas yang sepertinya agak jauh dari rumahnya, Natsumi akhirnya berhasil
menemukan markas rahasia yang ingin dia tuju. Namun ketika dia melangkahkan
kaki menuju markas yang berada di bawah bukit, Natsumi terpeleset dan terguling
menuju kebawah.
Disisi lain, sore hari.
Hika-nee baru saja pulang dari kota, ketika dia dalam perjalanan pulang dia
melihat Ibunya Natsumi tengah cemas mencari seseorang. Ketika mereka
berpapasan, benar saja. Ibunya Natsumi tengah mencari Natsumi yang belum pulang
sekolah juga. Dia berpesan jika bertemu Natsumi untuk segera menyuruhnya
pulang. Mendengar penjelasan tersebut, Hika-nee langsung ingat percakapannya
tadi siang ketika Natsumi mengajaknya untuk ke markas rahasia.
Saat Hika-nee sampai di
markas rahasia, dia langsung memanggil Natsumi tapi tidak ada seorang pun di
dalam markas tersebut. Hika-nee pun mencari Natsumi di sekitar markas dan
menemukannya tengah menangis dibawah pohon dengan kaki yang terluka serta dia
lupa jalan pulang. Hika-nee pun langsung mengulurkan tangannya dan menggendong
Natsumi pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, Hika-nee merasa bersalah
karena membiarkan Natsumi pergi sendirian.
Balik ke masa saat ini,
dimana Natsumi dan Hika-nee di tempat tidur yang berbeda menatap ke atas. Keesokan
harinya, Natsumi menceritakan kisahnya mengenai Komuso man kepada Renge.
Hika-nee yang tengah duduk di teras, seseorang melempari keranjang baju ke
kepala Hika-nee. Setelah melihat kebelakang. Ternyata Natsumi dan Renge berdiri
di belakangnya. Renge pun mengajak Hika-nee ke markas rahasia, namun Hika-nee
menolaknya. Kemudian ketika Natsumi mengajak nya juga ke markas rahasia.
Hika-nee berfikir cukup lama dan akhirnya mengiyakan ajakannya. Renge pun
bingung dengan tingkah Hika-nee yang penurut seperti itu. Di markas rahasia,
mereka bertiga bermain. Dan Renge menendang tulang kering Hika-nee pada saat
yang tepat. Hika-nee pun memarahi Natsumi dan mereka melanjutkan permainannya.
0 Komentar